You are now viewing English version of Mark Design. Do you want to view the Indonesian version?
03 November 2021
Graphic Design
Banyak yang mengatakan bahwa fotografi dan videografi adalah arus yang berbeda. Sebenarnya, kedua aliran ini sama. Baik fotografi maupun videografi adalah genre yang "menangkap cahaya. Fotografi menangkap cahaya dan ditampilkan dalam 1 bingkai, sedangkan videografi menangkap cahaya dan ditampilkan dalam beberapa bingkai yang diputar dengan cepat untuk membuat gambar tampak bergerak." (Biasanya 25 bingkai per kedua, bahkan sekarang bisa lebih banyak frame per detik untuk gambar yang lebih halus.) Kelebihan videografi adalah pada umumnya ditambahkan audio sehingga gambar bergerak memiliki kesan yang lebih hidup . Perbedaan yang nyata antara kedua aliran tersebut adalah media penyajiannya. Fotografi umumnya disajikan dalam bentuk kertas fotografi, sedangkan videografi disajikan di media televisi, layar proyektor, bahkan layar ponsel.
Sebagaimana diketahui, hasil akhir dari sebuah karya videografi adalah sebuah aransemen dari beberapa video yang disusun menjadi sebuah karya video yang berupa gambar bergerak, ditambah audio, dan menciptakan sebuah cerita. Inti terpenting dari sebuah karya fotografi dan videografi adalah “Ide Cerita”. Dengan bantuan gambar bergerak dan audio seperti narasi dan musik tentunya akan memudahkan seorang videografer untuk menyampaikan suatu ide kepada penontonnya, apalagi tidak ada batasan waktu untuk sebuah pekerjaan videografi. Jika pemirsa merasa nyaman menonton karya Anda, durasi videonya bisa berapa saja. Bandingkan dengan foto. Seorang fotografer harus mampu mempresentasikan idenya dalam sebuah lukisan. ingat, bingkai tunggal, tanpa bantuan suara atau gerakan seperti dalam bentuk videografi.
Dengan penguasaan alat, baik videografer maupun fotografer bisa mendapatkan gambar yang bagus. Dari segi warna yang indah, serta komposisi yang baik, Anda akan dengan mudah mendapatkan keduanya jika Anda menguasai alat yang digunakan. Tetapi untuk menyampaikan ide sejarah dan mewujudkannya dalam sebuah karya, apa yang lebih sulit? Sebuah karya bisu yang hanya terdiri dari 1 frame atau sebuah karya berupa gambar bergerak beserta narasi audio dan vokalnya?
Mengolah hasil akhir suatu pekerjaan
Dalam mengolah karya fotografi atau videografi, seorang fotografer dan videografer yang bertindak sebagai editor membutuhkan alat yang harus sangat mumpuni, dalam arti komputer mampu bekerja dengan cepat dan tidak ketinggalan zaman. Karena? karena teknologi terus bergerak dimana ukuran file semakin besar dan akan menjadi masalah jika anda menggunakan komputer yang sudah ketinggalan jaman. Perbedaan keduanya adalah “menyelesaikan” pekerjaan fotografi tidak sesulit menyelesaikan pekerjaan videografis.
Sebuah karya fotografi, hanya diambil oleh kamera dan diselesaikan di komputer. Hanya 1 frame dan diedit dengan software edit foto. Kecuali jika karya foto yang dikirimkan merupakan proses digital yang menggabungkan beberapa foto, akan ada beberapa bingkai yang perlu diproses. Namun, hasil akhirnya hanya akan menjadi 1 frame. Pekerjaan videografi, dimana melakukan pekerjaan videografi yang bercerita membutuhkan beberapa video yang dirangkai menjadi pekerjaan videografi. Disertai dengan musik dan audio untuk memperkuat cerita.
Jelas membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyusun pekerjaan videografi yang serius. Susun potongan-potongan video, beri musik yang sesuai, belum lagi efek untuk mempercantik gambar atau suara dalam video. Belum lagi setelah proses pengeditan selesai, seorang videografer harus melihat hasil pengeditan untuk melihat apakah masih ada yang salah. Bayangkan jika video bekerja selama jam, videografer harus membuang waktu jam untuk melihat karyanya. Sangat berbeda dengan sebuah karya fotografi yang hanya terdiri dari 1 frame, dalam proses editing fotografer hanya perlu melihat 1 foto saja, sebuah gambar yang tidak bergerak untuk memastikan hasil editannya sudah benar atau belum.
Hasil akhir fotografi dan videografi
Cerdiknya, fotografi dan videografi memiliki penggemarnya masing-masing. Dimana kedua bidang seni ini memiliki komunitas yang sangat fanatik. Namun, melihat presentasi akhir dari kedua karya ini, fotografi akan lebih mudah dinikmati. Pada akhirnya, media tidak membutuhkan perangkat elektronik untuk dapat melihatnya. Cukup cetak di selembar kertas dan karya fotografi bisa dinikmati selama ratusan tahun. Berbeda dengan videografi, tanpa listrik akan sangat sulit menikmati karya videografi. Meski di media yang sangat umum dan dimiliki hampir semua orang, seperti handphone, karya videografi bisa dilihat, namun keseruannya akan sangat berbeda dengan menikmatinya di layar lebar.
Belum lagi perubahan format, dari media film ke media digital bahkan alat presentasi. Belum lagi di era digital, resolusi (ukuran) sudah berubah dari ukuran kecil menjadi ukuran k saat ini, jelas merepotkan untuk dihadirkan. Codec yang salah juga dapat mencegah pemutaran video. Untuk kemudahan penyajian, karya fotografi jauh lebih mudah dipresentasikan daripada karya videografik. Melihat fakta di atas, jika dikatakan videografi akan menyingkirkan fotografi dengan mudah, menurut saya tidak semudah itu.
Dan untuk anda yang membutuhkan jasa fotografi professional, anda dapat menghubungi Fifteen Indonesia studio untuk para Fotografer profesional , kami menyediakan studio unik surabaya , studio foto surabaya , studio foto tradisional , studio foto murah , selain itu kami juga menyediakan jasa rental photo studio , rental photo studio surabaya , sekolah foto surabaya
Tinggalkan kontak Anda di bawah, dan kami akan meresponnya segera.